PREMBUN - Arung Jeram Padegolan terletak di kawasan Waduk Wadas Lintang, Kecamatan Prembun, Kebumen. Starting point di desa Sendang Dalem dan finish di Bendungan Pejengkolan .
Bagi anda yang pernah rafting di citarik, citatih ataupun pekalen arung jeram Padegolan mungkin kurang menantang, panjangnya hanya 7 km dengan Jeram Putih sebagai jeram terbesar di Sungai Padegolan).
Sungai Padegolan yang terletak di kawasan Waduk Wadas Lintang, Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Start point Sungai Padegolan yang terletak di Desa Sendang Dalem, memasuki area kompleks Gedung Sentral PLTA Wadas Lintang. Dengan Panjang sungai sekitar 7km range sungai yang cukup pendek untuk diarungi. Banyak cara untuk menuju daerah Wadas Lintang dengan perjalanan 2 jam dari Wonosobo atau Magelang dan juga bisa ditempuh juga dari Purworejo maupun Kutoarjo dengan 1,5 jam.
Sungai ini sangatlah menarik dengan hiasan air jernih bak kolam renang yang kebiru-biruan, buah hasil dari pembuangan waduk Wadas Lintang, dan memang terkadang penampilan tidak selalu mengambarkan bau yang menarik (akibat tambak yang jumlahnya luar biasa, endapan kotoran dari pakan ikan menyebabkan air dari sungai maupun waduk Wadas Lintang kurang bagus untuk dikonsumsi karena bau yang tidak sedap).
Dengan dikesampingkannya masalah diatas, sungai ini adalah sungai yang cukup menarik untuk diarungi dengan 5km yang berjeram dan 2km tanpa ujung flat water (tentunya sebagai latihan tambahan).
Perizinan ke pihak PLTA dan keamanan Waduk Wadas Lintang adalah sesuatu yang sangat penting untuk melakukan pengarungan disini selain seperti biasanya kepada polisi setempat. Merupakan SOP (Standart Operational Procedure), yang harus diterapkan oleh para hobbies dimanapun anda akan menikmati alam dengan bijaksana.Yang didapat adalah pelayanan yang ramah, ceramah sehat, singkong rebus, teh panas, pingpong bersama satpam PLTA dan ijin untuk camping di pinggir jalan.
Layaknya mengarungi sungai di luar negeri selain airnya yang jernih dan mempunyai jeram-jeram yang sangat menarik, pemandangan disekitar sungai menyajikan suasana yang berbeda dan khas, asalkan buangan air dari PLTA Wadas Lintang mencapai minimal 20m3/ s, anda dapat mengarungi sungai ini dengan nyaman, karena kalau dibawah standar itu pastilah yang tersuguhkan hanyalah bongkahan-bongkahan batu yang kurang recommended untuk diarungi.
Karakteristik pingiran sungai yang dihiasi dengan rangkaian batuan besar, penyempitan, rumput-rumput Kalanjana yang tajam membuatscouting menjadi hal yang perlu digaris bawahi. Jernihnya air sungai bak air mineral yang mengalir membuat dasar sungai kelihatan dengan detailnya. Dan salah satu maskot sungai ini selain Jeram L dan Jeram Panjang adalah Jeram Putih (terbesar di Sungai Padegolan), yang memang dihiasi begitu banyak stopper (bentukan yang menghalangi laju arus air, biasanya adalah batu). Jeram yang banyak dihiasi drop kecil menciptakan terbentuknya riversal (arus balik). Warnanya yang putih sebagai akibat buih yang dihasilkan oleh riversal tersebut, kadang menjadi penipu ulung bagi yang lengah.
Dan sebagai bonus adalah rangkaian flat(arus sungai yang tenang atau tidak terdapat jeram) 2km sampai di Bendungan Pejengkolan sebagai finish point-nya.
(sumber: http://saidoto.blogspot.com/2013/11/arung-jeram-padegolan.html)
Wednesday, December 30, 2015
Sejarah kota Gombong
GOMBONG (The Independent News) - Pada masa perjuangan Pahlawan Diponegoro (1825-1830) nama desa Gombong belum ada, tetapi namanya adalah dukuh Giyombong. Nama dukuh tersebut berasal dari nama kepala Dukuhnya yaitu Kyai Gombong Wijaya yang sebenarnya ia berasal dari Banyumas, Beliau adalah seorang bekas prajurit Pahlawan Diponegoro yang berjuang di daerah Banyumas.
Karena didudukinya daerah Banyumas oleh Kompeni Belanda, Kyai Gombong Wijaya menyingkirkan diri si suatu daerah tak bertuan di sebelah barat kemit dan menetap disitu, bersama pengikutnya. Beliau selaku ketua rombongan sekaligus sebagai bekel atau Kepala Dukuh. Selanjutnya beliau disebut Kiyai Giyombong. Para pendatang maupun pengungsi dari daerah-daerah yang sudah tidak aman karena telah diduduki oleh kompeni atau Belandapun singgah ke dukuh Giyombong. Baik untuk tinggal sementara maupun menetap menjadi penduduk dukuh Giyombong yang dipimpinnya.
Dari Banyumas, Belanda semakin terdesak dan akhirnya mengambil siasat untuk mendirikan pertahanan di sebelah dukuh Giyombong yang mulai ramai oleh penduduk, dan belum banyak diketahui keberadaannya itu. Belanda pun mendirikan pertahanan berupa benteng yang nantinya akan dipakai untuk berlindungnya pasukan yang terdesak dari pertempuran di sekitar Banyumas dari pertempuran di sekitar Banyumas dan Ngijo (sekarang ijo).
Dalam pembangunan benteng pertahanan itu, Belanda memaksa masyarakat dukuh Giyombong untuk kerja rodi atau kerja paksa bahu membahu mendirikan benteng, yang nantinya benteng itu diberi nama Benteng Van Der Wijck.
(Kini terkenal sebagai salah satu obyek wisata Kabupaten Kebumen dari Gombong yang terkenal). Kiyai Giyombong atau bekel dukuh Giyombong sebagai kepala dukuh merasa kasihan melihat penduduknya yang setiap hari kerja rodi tanpa upah, dari pagi hingga petang, yang menyebabkan kelaparan disana-sini karena sawah tidak ada yang menggarap, dan kalau persediaan makanpun telah diambil oleh Belanda. Hal itu membuat penduduk dukuh Giyombong menderita.
Namun, ketika Kiyai Giyombong mendengar berita tentang pertempuran pasukan Mataram dengan kompeni Belanda di daerah Ayah, dan dengan kemenangan di pihak Mataram. Kiyai Giyombong pun mengambil siasat untuk meminta perlindungan dari pihak Mataram agar penduduk Giyombong terbebas dari penderitaan dan kelaparan. Kemudian Kiyai Giyombong menghadap pasukan Mataram yang bermarkas di bukit Indrakila. Permintaan beliau pun disetujui, kemudian pasukan Mataram berpindah markas di daerah dapuran pring di sebelah selatan dukuh Giyombong.
Pertempuran sengit pun terjadi siang dan malam di daerah Giyombong, penduduk sudah tidak lagi kerja rodi pada kompeni, namun diperintahkan oleh bekel dukuh mereka untuk bahu membahu membantu pihak Mataram melawan Belanda. Belandapun mundur ke benteng pertahanannya. Dan pasukan matarm melanjutkan bergerilya ke daerah timur. Untuk mengenang jasa Kiyai Giyombong, dukuh yang semakin ramai kini menjadi ibukota kecamatan dan dikenal sebagai kota Gombong.
Hingga sekarang masyarakat Gombong masih mempercayai beberapa (Piweling) Kiyai Giyombong, yang antara lain:
“Eling-eling, mbesuk jaman rame, ing Giyombong (Gombong) ora bakal ana peperangan / rerusuhan maneh, nanging sing ana yaiku godane mung “ main lan royal wadon”. (narasumber : H.R Sunarto dengan perubahan/suaramerdeka)
Karena didudukinya daerah Banyumas oleh Kompeni Belanda, Kyai Gombong Wijaya menyingkirkan diri si suatu daerah tak bertuan di sebelah barat kemit dan menetap disitu, bersama pengikutnya. Beliau selaku ketua rombongan sekaligus sebagai bekel atau Kepala Dukuh. Selanjutnya beliau disebut Kiyai Giyombong. Para pendatang maupun pengungsi dari daerah-daerah yang sudah tidak aman karena telah diduduki oleh kompeni atau Belandapun singgah ke dukuh Giyombong. Baik untuk tinggal sementara maupun menetap menjadi penduduk dukuh Giyombong yang dipimpinnya.
Dari Banyumas, Belanda semakin terdesak dan akhirnya mengambil siasat untuk mendirikan pertahanan di sebelah dukuh Giyombong yang mulai ramai oleh penduduk, dan belum banyak diketahui keberadaannya itu. Belanda pun mendirikan pertahanan berupa benteng yang nantinya akan dipakai untuk berlindungnya pasukan yang terdesak dari pertempuran di sekitar Banyumas dari pertempuran di sekitar Banyumas dan Ngijo (sekarang ijo).
Dalam pembangunan benteng pertahanan itu, Belanda memaksa masyarakat dukuh Giyombong untuk kerja rodi atau kerja paksa bahu membahu mendirikan benteng, yang nantinya benteng itu diberi nama Benteng Van Der Wijck.
(Kini terkenal sebagai salah satu obyek wisata Kabupaten Kebumen dari Gombong yang terkenal). Kiyai Giyombong atau bekel dukuh Giyombong sebagai kepala dukuh merasa kasihan melihat penduduknya yang setiap hari kerja rodi tanpa upah, dari pagi hingga petang, yang menyebabkan kelaparan disana-sini karena sawah tidak ada yang menggarap, dan kalau persediaan makanpun telah diambil oleh Belanda. Hal itu membuat penduduk dukuh Giyombong menderita.
Namun, ketika Kiyai Giyombong mendengar berita tentang pertempuran pasukan Mataram dengan kompeni Belanda di daerah Ayah, dan dengan kemenangan di pihak Mataram. Kiyai Giyombong pun mengambil siasat untuk meminta perlindungan dari pihak Mataram agar penduduk Giyombong terbebas dari penderitaan dan kelaparan. Kemudian Kiyai Giyombong menghadap pasukan Mataram yang bermarkas di bukit Indrakila. Permintaan beliau pun disetujui, kemudian pasukan Mataram berpindah markas di daerah dapuran pring di sebelah selatan dukuh Giyombong.
Pertempuran sengit pun terjadi siang dan malam di daerah Giyombong, penduduk sudah tidak lagi kerja rodi pada kompeni, namun diperintahkan oleh bekel dukuh mereka untuk bahu membahu membantu pihak Mataram melawan Belanda. Belandapun mundur ke benteng pertahanannya. Dan pasukan matarm melanjutkan bergerilya ke daerah timur. Untuk mengenang jasa Kiyai Giyombong, dukuh yang semakin ramai kini menjadi ibukota kecamatan dan dikenal sebagai kota Gombong.
Hingga sekarang masyarakat Gombong masih mempercayai beberapa (Piweling) Kiyai Giyombong, yang antara lain:
“Eling-eling, mbesuk jaman rame, ing Giyombong (Gombong) ora bakal ana peperangan / rerusuhan maneh, nanging sing ana yaiku godane mung “ main lan royal wadon”. (narasumber : H.R Sunarto dengan perubahan/suaramerdeka)
Monday, December 21, 2015
YGOPRO 1.033.7 V2 Structure Deck: Pendulum Domination
Download
Changes in this version
New Yugioh cardsStructure Deck: Pendulum Domination OCG
Booster SP: Wing Raiders OCG
Dimension of Chaos TCG
V Jump December 2015 promotional card
V Jump January 2016 promotional card
Yu-Gi-Oh! The Dark Side of Dimensions Advance Ticket promotional card
(Beta)
Shining Victories
Premium Pack 18
Changes to Ygopro
Added a notification if a new (small) update has been downloaded. Look for the yellow exclamation mark at the top right of the screen.
View the update log via the menu bar Main -> Update log
Deck edit Sort button added. Sorts by level, beta, alphabetic
Downloads field images if missing
strings.conf updated
Lots of bug fixes and adjustments
Fixed banlist menu selection glitch
Fixed Direct3D fullscreen crash
Fixed crash with (long) chain sequences
Fixed monster negation glitch
Beta cards texts will no longer override non-english texts
Platform specific notes
-Windows
Windows XP is no longer supported
Image download workaround for older Windows versions
-OS X
Minimum required version is now 10.8
Fixed Xyz materials drawn on top of Xyz monster
Fixed monster atk/def stats not being shown
Added workaround for crashes related to card images
-Linux
Uses OpenSSL 1.0.0. If you have trouble starting the game try this workaround by khelek:http://www.ygopro.co/Forum/tabid/95/g/posts/t/25291/Work-around-for-Linux-using-Duelists#post127173
-Chrome
Fixed corrupted duelist names in replay mode
Changes to AI
AI script updated to version 0.33 by Snarky
New decks Kozmo and Masked HERO
Updates for most decks to match the banlist (except Shaddoll and Nekroz)
Added some error checks in OnSelectInitCommand
Known issues
AI cannot deckoutCard lore scrolling can be glitchy
Some images might not match the card name
Replays from previous versions will not work
AI mode does not produce replays
New Yugioh cards
Blue-Eyes Alternative White DragonBooby Trap E
Burgesstoma Dinomischus
Burgesstoma Eldonia
Burgesstoma Leanchoilia
Burgesstoma Marrella
Burgesstoma Opabinia
D/D Lamia
D/D Orthros
D/D Rebuild
D/D Savant Copernicus
D/D Savant Newton
D/D/D Cruel Dragon King Beowulf
D/D/D Cursed King Siegfried
D/D/D Wisdom King Chaos Apocalypse
DOG Fighter Token
Dark Contract with the Yamimakai
Exod Flame
Exodia the Summoned One
Gameciel, the Sea Turtle Kaiju
Kaiju Capture Mission
Kozmo DOG Fighter
Kozmo Dark Destroyer
Kozmo Lightsword
Kozmo Strawman
Kozmoll Wickedwitch
Painful Escape
Priestess with Eyes of Blue
Rank-Up-Magic Doom Double Force
Rank-Up-Magic Soul Shave Force
Radian Token
Radian, the Multidimensional Kaiju
Raidraptor - Call
Raidraptor - Last Strix
Raidraptor - Necro Vulture
Raidraptor - Satellite Cannon Falcon
Samurai Cavalry of Reptier
Super Quantum Fairy Alphan
Super Quantum Mecha Beast Aeroboros
Super Quantum Mecha Beast Granpulse
Super Quantum Mecha Beast Magnaliger
Super Quantum Mecha Lord Great Magnas
Super Quantum Mecha Pilot Blue Layer
Super Quantum Mecha Pilot Green Layer
Super Quantum Mecha Pilot Red Layer
Super Quantum Mecha Ship Magnacarrier
Super Quantum Megasword - Magnaslayer
The Phantom Fog Blade
The Phantom Knights of Break Sword
The Phantom Knights of Cracked Helm
The Phantom Knights of Dusty Robe
The Phantom Knights of Fragile Armor
The Phantom Knights of Rugged Glove
The Phantom Knights of Silent Boots
The Phantom Spear
The Phantom Sword
The Phantom Wing
Ties of the Brethren
Subscribe to:
Posts (Atom)