Friday, February 27, 2015

Pemerintahan Herman Williem Daendels (1808-1811) di nusantara

H.W. Daendels sebagai Gubernur Jenderal memerintah  di  Nusantara  pada  tahun 1808-1811. Tugas utama Daendels adalah mempertahankan Jawa agar tidak dikuasai Inggris. Sebagai pemimpin yang ditunjuk oleh Pemerintahan Republik Bataaf, Daendels harus memperkuat pertahanan dan juga memperbaiki administrasi pemerintahan, serta kehidupan sosial ekonomi di Nusantara khususnya di tanah Jawa.
Daendels adalah kaum patriot dan liberal dari Belanda yang sangat dipengaruhi oleh ajaran Revolusi Perancis. Di dalam berbagai pidatonya, Daendels tidak lupa mengutip semboyan Revolusi Perancis. Daendels ingin menanamkan jiwa kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan di lingkungan masyarakat Hindia. Oleh karena itu, ia ingin memberantas praktik-praktik feodalisme. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat lebih dinamis dan produktif untuk kepentingan negeri induk (Republik Bataaf). Langkah ini juga untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan sekaligus membatasi hak-hak para bupati yang terkait dengan penguasaan atas tanah dan penggunaan tenaga rakyat.
Dalam rangka mengemban tugas sebagai gubernur jenderal dan memenuhi pesan dari pemerintah induk, Daendels melakukan beberapa langkah strategis, terutama menyangkut bidang pertahanan-keamanan, administrasi pemerintahan, dan sosial ekonomi.
Bidang pertahanan dan keamanan
Memenuhi tugas mempertahankan Jawa dari serangan Inggris, Daendelsmelakukan langkah-langkah:
1.  Membangun benteng-benteng pertahanan baru
2.  Membangun pangkalan angkatan laut di Anyer dan Ujungkulon. amun pembangunan pangkalan di Ujungkulon boleh dikatakan tidakberhasil
3.  Meningkatkan jumlah tentara, dengan mengambil orang-orang pribumikarena pada waktu pergi ke Nusantara, Daendels tidak membawapasukan. Oleh karena itu, Daendels segera menambah jumlah pasukan
yang diambil dari orang-orang pribumi, yakni dari 4.000 orang menjadi18.000 orang (baca Ricklefs, 2005)
4.  Membangun jalan raya dari Anyer (Jawa Barat, sekarang ProvinsiBanten) sampai Panarukan (ujung timur Pulau Jawa, Provinsi JawaTimur) sepanjang kurang lebih 1.100 km. Jalan ini sering dinamakanJalan Daendels.
Pelaksanaan program pembangunan di bidang pertahanan dan keamanantersebut telah merubah citra Daendels. Pada awalnya Daendels dikenalsebagai tokoh muda yang demokratis yang dijiwai panji-panji Revolusi Perancisdengan semboyannya: liberte, egalite dan fraternite. Ia berubah menjadidiktator. Daendels juga mengerahkan rakyat untuk kerja rodi. Dengan kerjarodi itu maka rakyat yang sudah jatuh miskin menjadi semakin menderita,apalagi kerja rodi dalam pembuatan pangkalan di Ujungkulon, karena lokasiyang begitu jauh, sulit dicapai dan penuh dengan sarang nyamuk malaria.Oleh karena itu, wajar kalau kemudian banyak rakyat Hindia yang jatuh sakitbahkan tidak sedikit yang meninggal.

No comments:

Post a Comment