KARANGSAMBUNG (www.beritakebumen.info) - BATU pirus atau turquoise terkenal berasal dari Semanjung Persia seperti Iran, Israel, Afghanistan, Sinai atau ditemukan di Benua Amerika seperti Nevada, Carlifornia, New Mexico, dan Arizona. Tetapi siapa sangka, jenis batu yang digunakan sebagai perhiasan sejak kebudayaan Mesir kuno itu juga ditemukan di kawasan geologi Karangsambung, Kebumen.
Adalah Supratikno (43), seorang perajin batu asal Dusun Siluk, Desa Sadangkulon, Kecamatan Sadang, Kebumen, yang kali pertama menemukan jenis batu ini. Total bongkahan batu yang ditemukan pria yang sudah puluhan tahun menjadi pemburu batu itu sekitar 51 kg. Penemuan pertama seberat 15 kg, kemudian penemuan kedua 10 kg, dan yang ketiga sekitar 26 kg. Ya, jika dilihat secara kasat mata, batu tersebut memang sangat mirip dengan batu pirus asal Persia yang beredar di pasaran. Mulai dari warna hijaunya, biru, dan terdapat serat warna emasnya yang berkilauan.
Batuan tersebut katanya, ditemukan secara tidak sengaja saat dirinya sedang mencari batu di sepanjang aliran Sungai Luk Ulo di Kecamatan Sadang. Saat itu dia menemukan bongkahan batu berwarna cokelat penuh dengan tanah liat. Uji Laborat “Saya ambil, setelah bongkahan batu itu saya bersihkan muncul warna hijau dengan serat emasnya mirip jenis pirus,” ujarnya kepada wartawan, baru-baru ini.
Penemuan batu tersebut kemudian dengan cepat menyebar. Meski belum ada pengujian di laboratorium gemologi, banyak pengusaha maupun kolektor yang mengincar batu pirus asal Kebumen itu. Dari jumlah 51 kg hasil perburuannya, sebanyak 12 kg sudah laku terjual di Jakarta seharga Rp 100 juta. Sedangkan bongkahan 8 kg dibeli oleh seorang pengusaha lokal Kebumen seharga Rp 50 juta. Sisanya, batu pirus yang masih ada sekitar 26 kg, kata Suprat panggilan akrabnya, akan dijual dengan harga Rp 8 juta/kg. Bahkan untuk yang bongkahan super dijual dengan harga lebih tinggi. Sebagian batu juga akan dibawa ke laboratorium di Jakarta.
SUMBER: setiobow.blogspot.com
No comments:
Post a Comment