UNESCO sebagai badan organisasi kebudayaan dunia mengecam perbuatan ISIS yang menghancurkan kota Nimrud. Nimrud sendiri merupakan kota bersejarah dari bangsa Assyria yang legendaris. Nimrud berlokasi di selatan Mosul pada daerah aliran sungai Tigris di daerah mesopotamia utara. Asal muasal para arkeolog menyebut kota ini sebagai Nimrud itu sendiri berasal dari berbagai alkitab salah satunya kitab Genesis dan Chronicle. Nimrud adalah nama seorang raja yang sangat terkenal pada jaman mesopotamia saking terkenalnya dia dijuluki "kesatria pemburu yang perkasa" selain itu raja Namrudz juga diberi gelar raja bachus atau raja matahari.
Kata Nimrod (Namrudz) dalam bahasa Ibrani berasal dari kata “marad” yang artinya sendiri merupakan kata jamak yang memiliki arti “Dia membangkang". Salah satu pembangkangannya adalah mengawini ibu kandungnya sendiri yang bernamaSemiramis.[2] Namanya tercatat dalam Taurat, Injil dan kisah-kisah Islam. Di dalam al kitab kota ini biasa disebut sebagai Kalah (Kalakh)
Pada zamannya, Namrudz merupakan seorang raja yang cerdas, namun kecerdasannya itu membuatnya bersikap sombong dan mengaku sebagai
Tuhan dan usahanya selalu mendapatkan tantangan dari
Ibrahim. Namanya terkenal karena usahanya sebagai pendiri
Menara Babel. Ia adalah orang yang berkuasa di Babilonia, yang wilayahnya meliputi Asia Barat dan Timur Tengah. Ia telah berhasil membangun kota-kota besar seperti
Babel,
Erekh,
Akad,
Asyur,
Niniwe,
Rehobot-Ir dan
Kalah yang kesemua kota itu terletak di tanah
Sinear (
Inggris:
Shinar).
Sisa peninggalannya yang dapat ditemui berada terletak di Gunung Namrudz, sekitar 150 km dari kota
Adiyaman. Adiyaman terletak 1220 km dari
Istanbul. Sebelum ini Gunung Namrudz dapat ditemukan di Abul Gharah,
Iraq, tempat Namrudz dan rakyatnya menyembah Dewa Nabu yang mereka anggap sebagai anak dari
Marduk. Gunung Namrudz yang mencapai ketinggian 2100 m, terletak di Banda Antitorus. Kawasan ini pada masa lalu termasuk dalam wilayah kekuasaan Babilonia.
Satu lagi kuil dan istana Namrudz dapat ditemui lagi di
Mosul, yang terletak 396 km dari
Baghdad. Luas bekas kuil dan istana ini mencapai 26.000 m2. Beberapa bagian dari kuil ini masih jelas terlihat. Kuil dan istana ini sempat dibangun kembali oleh Kerajaan
Assyria sekitar tahun 1883-1859 SM.
Pemerintah Irak sendiri melaporkan kejadian ini pada hari kamis (5/03) melalui akun facebook kementrian kebudayaan mereka. Pihak kementrian tidak bisa menaksir seberapa besar kerusakan yang dilakukan orang-orang ISIS kan tetapi mereka menyebut perbuatan mereka "sungguh tidak manusiawi". Kota Mosul telah dikuasai oleh ISIS sejak juni 2014 dan militan mereka juga memperlihatkan video pengrusakan benda-benda bersejarah yang ada di museum mosul melalui youtube.com . Meskipun benda-benda tersebut mempunyai nilai sejarah yang sangat tinggi akan tetapi militan ISIS beranggapan bahwa benda-benda tersebut merupakan benda yang menjadi simbol bid'ah atau penyimpagan terhadap ajaran agama Islam.
No comments:
Post a Comment