Tuesday, April 7, 2015

INI alasan kenapa batu akik sangat diminati

Konon pada saat Su laiman mulai membangun Kuilnya, Assaf Sang Wazir mengadu bahwa ada orang yang mencuri permata-permata berharga dari kamarnya, dan juga permata di kamar ang gota kerajaan lainnya. Bahkan, perbendaharaan istana juga di curi. Assaf terkenal karena ilmu hikmahnya. Ia tahu bah wa yang bisa melakukan pencurian ini pasti bukan pen curi biasa. ‘Sepertinya ada makhluk halus jahat yang melakukannya,’ katanya kepada Sang Raja.
Berbekal cincin Sulaiman, sang Raja memerintah makhluk halus jahat itu agar muncul di depannya. Ia mengenakan cincin itu di jari tengah nya, dan sambil menunjuk ke bawah singgasananya, ia berkata, “Demi kekuasaan cincin Allah Yang Maha Esa ini, kuperintahkan engkau, wahai makhluk jahat, untuk
datang kemari.”
“Lalu, muncullah tiang api besar setinggi hampir atap istana, lalu menghilang dengan cepat. Entah nyala api itu
mengubah bentuknya, atau mendahului suatu sosok, tak ada yang tahu. Tapi yang jelas, dari bekas api itu berdiri se sosok makhluk dengan tangan yang menggenggam batu-batu permata yang dicurinya dari istana. Makhluk itu sangat kaget, sehingga permata-permata itu berjatuhan dari tangannya, menggelinding di lantai istana bak kelereng. Matanya yang merah menyala-nyala; keduanya seperti dua bara di mukanya yang hitam dan lebar. Dari sorot matanya tampak ia kaget karena di antara manusia yang fana ada yang memiliki kekuatan lebih besar dari di rinya.
“Sosok itu dua kali lebih tinggi ketimbang Sang Raja, dan bahkan lebih besar daripada Goliath yang dibunuh
oleh Raja Daud. Raut mukanya begitu gelap dan bengis, sampai-sampai Assaf mundur ketakutan. Hanya Sulaiman yang tetap berdiri tegap, dan sebuah cahaya bersinar di hadapannya.
“Lalu setan itu menatap wajah Sang Raja yang tangannya menuding ke dirinya. Ia menatap cincin yang dikenakan Sang Raja. Mata bengis setan itu terbelalak. Ia lalu mengeluarkan lolongan yang amat keras lagi mengerikan, sampai-sampai semua dinding istana bergetar hingga ke fondasinya. Suara itu sungguh mengerikan sampai semua warga kerajaan yang mendengarnya cepat-cepat menutup telinga dan menjatuhkan diri ke tanah saking takutnya. Sapi-sapi di ladang tewas dan burung-burung ber jatuhan dari udara, sebab suara lolongan itu bagaikan jerit kesakitan jiwa-jiwa yang baru saja dijebloskan ke dalam neraka.
“Namun, kekuatan Tuhan berada di dalam cincin itu, sehingga bahkan setan yang perkasa itu menjadi tak
berdaya. Ia jatuh berlutut dan bersujud di hadapan Sang Raja.
“‘Ampuni hamba, Tuan,’ jerit jin itu.
“‘Sebutkan namamu, wahai iblis!’ perintah Raja Sula iman.
“‘Aku dijuluki Ornias, wahai Raja Yang Agung!’
“‘Mengapa kau mencuri di istanaku? Jawab dengan ju jur!’
“‘Lapar, wahai Penguasa Dunia. Aku kelaparan hebat!’ Dan ia mengubah bentuknya menjadi sesosok makhluk jelek dengan taring yang lebih pejal ketimbang permata terhebat di muka bumi. Ia mengisap cahaya per mata.
“‘Mengapa kau minum cahaya permata di bumi ini?’
tanya Assaf Sang Wazir. ‘Belum pernah ada ahli hikmahyang mendengar hal seperti ini.’
“Tapi jin itu tetap diam.
“‘Kuperintahkan kau menjawab pertanyaan itu,’ kata Raja Sulaiman.
“‘Engkau lebih tahu jawabannya, wahai Raja Bijaksana,’ kata makhluk jahat itu.
“Kemudian Sulaiman menatap ke dalam hati makhluk itu, sebab 49 gerbang hikmah telah terbuka baginya,
sebagaimana juga dibukakan untuk Nabi Musa. Pendapat ini berasal dari keyakinan bahwa setiap kata dalam Taurat mengandung 49 makna. Dengan hikmah inilah Sulaiman tahu jawabannya, dan itu membuatnya heran. Ia lalu menatap makhluk di hadapannya dengan pemahaman baru dan dengan rasa kasihan.”
 “Permata di bumi muncul pada saat fajar pertama dunia, tercipta dari hutan purba yang telah mati dan terkubur di bawah gunung. Saat itu adalah saat huru-hara, ketika jin dan malaikat dikeluarkan dan dunia dibelah. Cahaya matahari yang baru masih berada dalam kehidupan hutan hijau yang terkubur itu, dan cahaya itu pelan-pelan, selama jutaan tahun, mengkristal menjadi permata yang memancarkan cahaya. Dan Ornias, jin jahat itu, yang tidak diperbolehkan memperoleh cahaya Surga, mereguk cahaya fajar pertama itu, untuk menghibur kesedihan dan rasa kehilangannya.”
Kemudian,“Sulaiman men cap leher Ornias dengan cincinnya sebagai tanda keku asa annya. Sejak itu ia tunduk kepada Sulaiman, dan di beri tugas memotong batu untuk membangun Kuil Sulaiman.

No comments:

Post a Comment