BAB VI
PENJUMLAHAN DAN
PENGURANGAN
A. Penjumlahan
1.
Half Adder
Tabel penambahan pada gambar 1(a) dapat kita anggap
sebagai tabel kebenaran. Angka yang ditambahkan ada pada posisi masukan tabel.
Pada gambar 3(a), masukan ini
merupakan kolom masukan A dan B. Tabel kebenaran membutuhkan dua kolom
keluaran, satu kolom untuk jumlah dan satu kolom untuk pindahan.
MASUKAN
|
KELUARAN
|
||
B
|
A
|
S
|
Co
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
Penambahan digit biner
|
Jumlah
|
Disimpan
|
|
XOR
|
AND
|
(a)
S (Jumlah)
Co(Disimpan)
(b)
Gambar
3 Penambahan setengah. (a) Tabel
kebenaran. (b) simbol blok.
Kolom jumlah diberi label dengan
simbol S. Kolom pindahan diberi label dengan
Co. Co singkatan untuk keluaran
pindahan atau carry out. Simbol blok
yang cocok untuk penambahan yang memberikan fungsi tabel kebenaran tersebut
diperlihatkan pada gambar 3(b).
Rangkaian ini disebut rangkaian penambah
setengah. Rangkaian-penambah-setengah mempunyai masukan (A,B) dan dua keluaran (S,Co).
Lihat dengan teliti tabel kebenaran
penambah-setengah pada gambar 3(a).
Bagaimana bentuk boolean yang diperlukan untuk keluaran Co? Bentuk boolean itu ialah kita membutuhkan dua
gerbang AND dua masukan untuk membuat keluaran Co.
Sekarang bagaimana bentuk boolean
untuk jumlah keluaran (S) dari setengah penambahan pada gambar 3(a)?
Bentuk boolean tersebut ialah . Kita dapat menggunakan dua gerbang AND dan satu gerbang OR
untuk melakukan pekerjaan ini. Bila dilihat lebih dekat, anda akan mendapatkan
bahwa pola ini juga merupakan gerbang XOR. Kemudian bentuk boolean yang
disederhanakan menjadi Dengan kata lain kita hanya memerlukan satu gerbang XOR
1-masukan untuk menghasilkan keluaran jumlah tersebut.
S(Jumlah)
Co(keluaran pindahan)
Gambar 4 Diagram logika untuk
penambah setengah
Dengan menggunakan gerbang AND dua
masukan, suatu diagram simbol logika untuk penambahan setengah kita nyatakan
pada gambar 4. rangkaian penambah_setengah hanya menambahkan kolom LSB (kolom
1) pada persoalan penambah biner. Untuk bagian 2-an, 4-an, 8-an, 16-an dan
sebagainya, dalam penambahan biner, harus kita gunakan rangkaian yang disebut penambah lengkap.
2.
Full Adder
Gambar 5 merupakan bentuk singkat dari
tabel penambahan biner, dengan situasi 1
+ 1 + 1. tabel kebenaran pada gambar 5(a)
memperlihatkan semua kombinasi yang mungkin dari A, B, dan Cin
(masukan pindahan). Tabel kebenaran ini untuk panambah lengkap. Penambah
lengkap digunakan untuk semua harga bagian biner, kecuali bagian 1-an. Bila diinginkan
suatu masukan pindahan tambahan maka kita harus gunakan penambah lengkap.
Diagram blok dari penambah lengkap diperlihatkan pada gambar 5(b). Penambah
lengkap mempunyai 3 masukan ; Cin,
A, dan B. Untuk mendapatkan
keluaran S dan Co tiga
masukan tersebut harus kita tambahkan.
Gambar 5(a).Tabel Kebenaran Full Adder
MASUKAN
|
KELUARAN
|
|||
C
|
B
|
A
|
S
|
Co
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Pindahan + B +A
|
Jumlah
|
Carry Out
|
Gambar 5(b). Diagram blok dari penambah lengkap
Salah satu metode yang paling mudah
untuk membentuk logika gabungan penambahan lengkap digambarkan pada gambar 5(c). Digunakan rangkaian
setengah-penambah dan gerbang OR. Bentuk rangkaian ini adalah . Ekspresi untuk keluaran pindahan adalah . Rangkaian logika pada gambar 6(a) merupakan suatu penambah lengkap, rangkaian ini berdasarkan
diagram blok yang menggunakan dua buah setengah-penambah seperti gambar 5(c). Dibawah diagram logika ini,
terdapat rangkaian logika yang lebih mudah dirangkai. Gambar 5(b) berisi dua
gerbang XOR dan tiga gerbang NAND, yang memungkinkan rangkaian sangat mudah
dirangkai.
Penambah setengah dan penambah lengkap
kita gunakan bersama-sama. Untuk persoalan pada gambar 2(a), kita membutuhkan penambah setengah dan penambah lengkap yang
merupakan rangkaian sederhana. Dengan demikian, banyak diantara rangkaian ini
dibutuhkan untuk menambah persoalan yang lebih panjang.
Rangkaian penambah setengah dan
penambah lengkap banyak digunakan sebagai bagian unit logika aritmatik (ALU,
arithmatic logic unit) dari suatu mikroprosesor. ALU dari mikroprosesor dapat
juga mengurangi penggunaan rangkaian penambah setengah dan penambah lengkap
yang sama. Pada akhir bab ini, kita akan menggunakan penambah untuk membentuk
pengurangan biner.
3.
Parallel Adder
Penjumlahan penuh yang telah diperkenalkan dalam pasal
6.2 membentuk jumlah dua bit dan bawaan sebelumnya. Dua bilangan biner n bit
masimg-masing dapat dijumlahkan dengan rangkaian tersebut. Untuk membuktikannya
dengan contoh khas, tinjau dua bilangan biner, A = 1011 dan B = 0011, yang
jumlahnya adalah S = 1110. bila suatu pasangan bit dijumlahkan dengan suatu
penjumlahan penuh, rangkaian itu menghasilkan bawaan yang akan digunakan dengan
pasangan bit pada kedudukan yang lebih berarti yang lebih tinggi. Hal itu
ditunjukkan dalam tabel 8.1
Tabel 8.1 Penjumlah biner parallel
MASUKAN
|
KELUARAN
|
|||
C
|
B
|
A
|
S
|
Co
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Pindahan + B +A
|
Jumlah
|
Carry Out
|
Dalam tabel 8.1 itu, bit dijumlahkan oleh penjumlah
penuh, dengan dimulai dari kedudukan berarti terendah (subskrip 1), untuk
membentuk bit jumlah dan bit bawaan. Masukan dan keluaran rangkaian penjumlahan
penuh pada gambar 6.7 juga ditunjukkan dalam tabel 8.1. Bawaanmasukan C1 pada
kedudukan berarti terendah harus 0. Nilai Ci+1 dalam suatu kedudukan berarti tertentu
adalah bawaan keluaran penjumlahan penuh itu. Nilai tersebut dipindahkan ke
bawaan masukan penjumlahan penuh yang menjumlah bit itu satu kedudukan berarti
lebih tinggi ke kiri. Bit jumlah itu dibangkitkan berawal dari kedudukan
terkanan dan tersedia segera setelah bit bawaan sebelumnya didapatkan.
Jumlah dua bilangan biner n-bit, A dan B, dapat
diperoleh dalam dua cara: secara seri atau parallel. Cara seri hanya
menggunakan satu rangkaian penjumlahan penuh dan suatu peralatan penyimpan
untuk menahan bawaan keluaran yang dihasilkan. Pasangan bit dalam A dan B
dipindahkan secara seri, satu demi satu, melalui penjumlahan penuh tunggal
untuk menghasilkan sederetan bit keluaran sebagai jumlahnya. Bawaan keluaran
yang tersimpan dari suatu pasangan bit itu digunakan sebagai bawaan masukan
untuk pasangan bit berikutnya. Cara seri ini akan ditinjau lebih lanjut dalam
Bab Sembilan. Cara parallel menggunakan n rangkaian penjumlahn penuh, dan semua
bit pada A dan B dikenakan secara serentak. Bawaan keluaran dari suatu
penjumlah penuh dihubungkan ke bawaan masukan penjumlah penuh satu kedudukan di
kirinya. Segera setelah bawaan itu dihasilkan, bit jumlah yang benar muncul
dari keluaran jumlah semua penjumlah penuh itu.
Suatu penjumlah paralel biner adalah suatu fungsi
digital yang menghasilkan jumlah aritmatika dua bilangan biner secara paralel.
Fungsi itu terdiri dari sejumlah penjumlahan penuh yang dihubungkan secara
bertigkat, dengan bawaan keluaran dari suatu penjumlah penuh yang dihubungkan
ke bawaan masukan penjumlahan penuh berikutnya.
Gambar
8.2 Penjumlah paralel 4 bit
Gambar 8.2 menunjukkan hubungan empat rangkaian
penjumlah penuh (full adder) untuk memberikan suatu penjumlah paralel 4 bit.
Bit yang ditambah A dan bit penambah B ditunjukkan oleh bilangan subskrip dari
kanan ke kiri, dengan subskrip I yang menyatakan bit tingkat rendah. Bawaan itu
dihubungkan secara berantai sepanjang penjumlahan penuh tersebut. Bawaan
masukan ke penjumlah itu adalah C1 dan bawaan keluarannya adalah C5. Keluaran S
menghasilkan bit jumlah yang diperlukan. Bila rangkaian penjumlah penuh 4 bit
itu dikemas dalam suatu kemasan IC, kemasan itu mempunyai empat kutub untuk bit
ditambah, empat kutub untuk bit penambah, empat kutub untuk it jumlah, dan dua
kutub untuk bawaan masukan dan keluaran. Contoh penjumlahan penuh 4 bit semacam
itu adalah TTL jenis IC 74283.
Suatu penjumlahan biner n-bit memerlukan n penjumlah
penuh. Rangkaian itu dapat dibuat dari IC penjumlah penuh 4 bit, 2 bit, dan 1
bit dengan menghubungkan beberapa kemasan secara bertingkat. Bawaan keluaran
dari suatu kemasan harus dihubungkan ke bawaan masukan yang lain dengan bit
tingkat tinggi berikutnya.
Penjumlahan penuh 4 bit adalah suatu contoh khas fungsi
MSI. Penjumlahan itu dapat digunakan dalam berbagai pemakaian yang meliputi
operasi aritmatika. Dapat dibuktikan bahwa bila rancangan rangkaian itu
dilakukan dengan cara klasik memerlukan satu tabel kebenaran dengan 29=512
baris, karena terdapat sembilan masukan ke rangkaian tersebut. Dengan cara
iterasi pemakaian fungsi yang diketahui secara bertingkat-tingkat, dapat
diperoleh suatu implementasi sederhana dan teratur rapi.
Contoh lain penggunaan MSI penjumlah biner 4 bit itu
untuk fungsi logika acak diberikan dalam contoh 8.1.
Contoh 8.1 Rancangkan suatu pengubah sandi BCD ke XS-3.
Jawab:
Gambar
8.3 Pengubah sandi BCD ke XS-3
Rangkaian itu telah dirancang dalam pasal 6.4 dengan
cara klasik. Rangkaian yang diperoleh dari rancangan itu ditunjukkan dalam gambar
6.10 dan memerlukan 11 gerbang. Bila diimplementasikan dengan gerbang SSI, akan
memerlukan 3 kemasan IC dan 15 hubungan kawat dalam (tidak meliputi hubungan
masukan dan keluaran). Pengamatan pada tabel kebenaran menunjukkan bahwa sandi
setara XS-3 dapat diperoleh dari sandi BCD dengan menambahkan biner 0011.
Penambahan tersebut dapat dengan mudah diimplementasikan dengan pertolongan
suatu rangkaian MSI penjumlah penuh 4 bit, seperti yang ditunjukkan dalam
gambar 8.3. Angka BCD diberikan ke masukan A. Masukan B dibuat tetap sama
dengan 0011. Hal itu dilakukan dengan menggunakan logika-1 ke B1 dan B2 dan
logika 0 ke B3,B4, dan C1. Logika 1 dan logika 0 itu adalah sinyal fisik yang
nilainya tergantung pada keluarga logika IC yang dipakai. Untuk rangkaian TTL,
logika 1 setara 3,5 volt, dan logika 0 setara dengan tanah. Keluaran S pada
rangkaian itu memberikan sandi XS-3 yang setara dengan angka BCD masukannya.
Implementasi tersebut memerlukan satu kemasan IC dan lima hubungan kawat,
tidak termasuk kawat masukan dan keluarannya.
4.
BCD Adder
Komputer atau kalkulator yang melaksanakan operasi
aritmatika langsung dalam sistem bilangan decimal mewakili bilangan decimal
dalam bentuk sandi biner. Suatu penjumlah semacam itu harus menggunakan
rangkaian aritmatika yang menerima bilangan desimal yang disandikan dan
memberikan hasilnya dalam sandi yang telah disetujui. Untuk penjumlahan biner,
untuk setiap kalinya cukup ditinjau sepasang bit yang berarti dan suatu bawaan
sebelumnya. Suatu penjumlah desimalmemerlukan sekurang-kurangnya sembilan
masukan dan lima
keluaran karena empat bit diperlukan untuk menyandikan masing-masing bilangan
desimal dan rangkaian itu harus mempunyai sebuah bawaan masukan dan sebuah
bawaan keluaran. Tentu saja, terdapat berbagai macam rangkaian penjumlah
desimal yang dapat dibuat, tergantung pada sandi yang dipergunakan untuk
mewakili angka desimal itu.
Rancangan suatu rangkaian kombinasi sembilan masukan, lima keluaran menurut
metoda klasik akan memerlukan suatu tabel kebenaran dengan 29=512 isian.
Banyak di antara kombinasi masukan itu adalah keadaan tak acuh, karena
masing-masing masukan andi biner mempunyai enam kombinasi yang tidak terpakai.
Fungsi Boole yang disederhanakan untuk rangkaian itu dapat diperoleh dengan
suatu cara tabel yang dihasilkan oleh komputer, dan hasilnya mungkin akan
merupakan suatu hubungan antar gerbang dengan pola yang tidak teratur. Suatu
prosedur lainnya adalah menjumlah bilangan itu dengan rangkaian penjumlah
penuh, dengan memperhitungkan kenyataan bahwa enam kombinasi dalam
masing-masing maukan 4 bit itu tidak terpakai. Keluarannya harus disesuaikan
sedemikian hingga hanya kombinasi biner yang merupakan kombinasi untuk sandi
decimal itu saja yang dihasilkan.
Dalam bagian ini akan ditinjau suatu penjumlahan aritmatika
dua angka decimal dalam BCD, bersama-sama dengan suatu bawaan yang mungkin dari
suatu tingkat sebelumnya. Karena masing-masing angka masukan itu tidak melebihi
9, jumlah keluarannya tidak dapat lebih dari 9 + 9 +1 = 19, 1 dalam jumlah itu
adalah bawaan masukan. Penjumlah itu membentuk jumlah dalam bentuk biner dan
menghasilkan suatu hasil yang dapat berkisar dari 0 sampai dengan 19. Bilangan
biner tersebut diberikan dalam tabel 8.2 dan diberi tanda dengan lambing K, Z8,
Z4, Z2, dan Z1. K adalah bawaan, dan subskrip di bawah huruf Z mewakili bobot
8, 4, 2, dan 1 yang dapat diberikan ke empat bit dalam sandi BCD. Kolom pertama
dalam tabel itu memberikan jumlah biner sebagaimana yang muncul pada keluaran
suatu penjumlah biner 4 bit. Jumlah keluaran dua angka desimal harus diwakili
dalam BCD dan harus muncul dalam bentuk yang diberikan dalam kolom kedua pada
tebel itu. Masalahnya adalah mencari suatu aturan sederhana sehingga bilangan
biner dalam kolom pertama dapat diubah menjadi perwakilan bilangan itu dalam
angka BCD yang benar pada kolom kedua.
Tabel 8.2
Penurunan penjumlah BCD
Jumlah Biner
|
Jumlah BCD
|
Desimal
|
||||||||
K
|
Z8
|
Z4
|
Z2
|
Z1
|
C
|
S8
|
S4
|
S2
|
S1
|
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
2
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
3
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
4
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
5
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
6
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
7
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
8
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
9
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
10
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
11
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
12
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
13
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
14
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
15
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
16
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
17
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
18
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
19
|
Dalam memeriksa isitabel itu, tampak bahwa bila jumlah
biner itu sama dengan atau kurang dari 1001, bilangan BCD yang bersesuaian
identik, dan oleh karenanya tidak diperlukan perubahan. Bila jumlah biner itu
lebih besar dari 1001, didapatkan suatu perwakilan BCD yang tidak sah.
Penambahan biner 6 (0110) ke jumlah biner itu mengubahnya menjadi perwakilan
BCD yang benar dan juga menghasilkan bawaan keluaran yang diperlukan.
Rangkaian logika yang menyidik pembetulan yang
diperlukan itu dapat diturunkan dari isian tabel tersebut. Jelas bahwa suatu
pembetulan diperlukan bila jumlah biner itu mempunyai suatun bawaan keluaran K
= 1. Enam kombinasi yang lain dari 1010 ampai dengan 1111 yang memerlukan
pembetulan , mempunyai suatu 1 dalam kedudukan Z8. Untuk membedakan hal itu
dari biner 1000 dan 1001 yang juga mempunyai suatu 1 dalam kedudukan Z8,
ditetapkan lebih lanjut bahwa Z4 atau Z2 harus mempunyai suatu 1. Persyaratan
untuk suatu pembetulan dan suatu bawaan keluaran dapat dinyatakan oleh fungsi
Boole:
|
Bila C = 1, perlu ditambahkan 0110 ke jumlah biner itu
dan menyediakan suatu bawaan keluaran untuk tingkat berikutnya.
Untuk menambahkan 0110 ke jumlah biner itu, digunakan
suatu penjumlah biner 4 bit kedua seperti
yang ditunjukkan dalam gambar 8.4. Kedua angka decimal, bersama-sama
dengan bawaan masukannya, mula-mula ditambahkan ke penjumlah biner 4 bit yang
di kiri untuk menghasilkan jumlah biner itu. Bila bawaan keluaran itu sama
dengan 0, tidak ada yang ditambahkan ke jumlah biner itu. Bila sama dengan 1,
biner 0110 ditambahkan ke jumlah biner itu melalui penjumlah biner 4 bit yang
di kanan. Bawaan keluaran yang dihasilkan dari penjumlah biner bawah itu dapat diabaikan
karena hal itu mencatu informasi yang sudah tersedia di kutub bawaan keluaran.
Penjumlah BCD itu dapat dibentuk dengan tiga kemasan IC.
Masing-masing dari penjumlah 4 bit itu adalah suatu fungsi MSI dan ketiga
gerbang untuk logika pembetulan itu memerlukan satu kemasan SSI. Akan tetapi
penjumlah BCD itu telah tersedia dalam satu rangkaian MSI ( TTL IC jenis 82S83
adalah suatu penjumlah BCD).
Suatu penjumlah paralel desimal yang menjumlahkan n angka desimal memerlukan
n tingkat penjumlah BCD. Bawaan keluaran dari suatu tingkat harus dihubungkan
ke bawaan masukan tingkat lebih tinggi berikutnya.
5.
Komplemen 1 Adder
Angka positif dalam system komplemen-1 bertanda adalah
sama seperti di dalam sistem angka besaran bertanda, akan tetapi angka
negatifnya berbeda. Untuk angka negatif ini dinyatakan dalam bentuk
komplemen-1. sebagai contoh, bentuk komplemen-1 dari -19 untuk suatu sistem digital 6 bit adalah komplemen dari 010011 (+19),
yaitu sama dengan 101100(-19). Begitu pula, oleh karena nol plus adalah 000000,
maka nol minus untuk sistem angka komplemen bertanda 1 adalah 111111.
Diatas telah digambarkan tentang
penambahan dari dua angka besaran bertanda. Selanjutnya akan digambarkan
penambahan dari dua angka komplemen bertanda 1. Perbedaan utama antara kedua
penambahan adalah bahwa pada penambahan dari dua angka komplemen 1, bit tanda
nya ditambahkan bersama-sama dengan bit besaran. Dengan kata lain, bit tanda
ditambahkan sebagaiman bit besaran.
Kasus 1
N1 dan N2 adalah
positif.
Aturan 1
Bila N1 dan N2 adalah
positif, tambahkan angka bertanda (tanda
dan besaran). Bila bit tanda menunjukkan 1, berarti menyatakan suatu luapan
(overflow).
Sebagai contoh, perhatikan penambahan
19 dan 10. Dalam bentuk komplemen-1, 19 adalah 010011 dan 10 adalah 001010,
yang jumlahnya adalah :
010011 (+19)
+001010 (+10)
011101 (+29)
19 tambah 19 adalah
010011 (+19)
+010010 (+19)
100110 (+38)
karena bit-tanda adalah 1, berarti menyatakan suatu luapan
(overflow)
Kasus 2
N1 dan N2 adalah
negatif.
Aturan 2
Bila dua angka negatif ditambahkan,
selalu terjadi muatan dekat-ujung, yang dihasilkan oleh dua bit-tanda dari
angka yang ditambahkan. Muatan ini ditambahkan kepada posisi bit-tanda
terkecil.
a)
Bila
bit-tanda dari angka yang dihasilkan adalah 1, berarti menyatakan bahwa jawaban
adalah benar.
b)
Bila bit
tanda dari angka yang dihasilkan adalah 0, berarti menyatakan suatu luapan
(overflow).
Sebagai contoh, jumlah -19 dan -10 :
101100 (-19)
+110101 (-10)
011101 (+29)
19 tambah 19 adalah
010011 (+19)
+010010
(+19)
100110 (+38)
karena bit-tanda
adalah 1, berarti menyatakan suatu luapan (overflow)
Kasus 3
N1 dan N2 mempunyai tanda yang berbeda.
Aturan 3
Bila dua angka, N1 dan N2, yang berbeda tanda ditambahkan dan angka
positif adalah lebih besar, maka akan terjadi muatan dekat ujung yang harus
ditambahkan kepada digit tanda terkecil. Bila angka negatif adalah lebih besar,
maka tidak akan terjadi muatan seperti itu.
Sebagai contoh, jumlah 19 dan -10 serta jumlah -19 dan 10 adalah :
010011 (+19) 101100 (-19)
+110101 (-10)
dan +001010 (+10)
1001000 110110 (-9)
+1
001001(+9)
Untuk membuat rangkaian adder dari bilangan komplemen 1, maka
terlebih dahulu dibutuhkan suatu rangkaian yang bisa mengkonversi bilangan dari
SBN (Signed Binary Number) ke komplemen’1. Perhatikan tabel di bawah, tabel
tersebut menunjukkan perubahan bilangan dari SBN ke komplemen’1.
SBN
|
Komp’1
|
1011
|
1100
|
1101
|
1010
|
0110
|
0110
|
0101
|
0101
|
Dari tabel di atas maka dapat dianalisa, pada digit pertama tidak
mengalami perubahan, pada digit selanjutnya mengalami perubahan sesuai dengan
(Gerbang EX-OR). Tabel kebenaran untuk EX-Or gate adalah
A
|
B
|
F
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
Rangkaian penjumlah SBN 4
bit yang menerapkan sistem komplemen 1
6.
Komplemen 2 Adder
Dalam system ini suatu angka positif dinyatakan dalam
bentuk yang sama seperti dalam dua sistem
lainnya. Sedangkan angka negatif adalah dalam bentuk komplemen 2.
Sebagai contoh, -10 dalam system digital 6 bit adalah 110110. ini diperoleh
dari:
-10 = -32 + 22
110110
hanya terdapat nol plus, yaitu semua nol; sedangkan nol minus tidak
berlaku.
Penambahan dua angka positif tidak akan dibahas karena
penambahan ini adalah sama seperti system komplemen 1.
Kasus 1
N1 dan N2 adalah negatif
Aturan 1
Bila N1 dan N2 adalah
negatif, muatan harus diperhatikan.
Muatan ini dihasilkan dari jumlah dua bit tanda 1. selanjutnya, bit tanda dari
jumlah harus 1, karena bernilai negatif. Bila 0 menunjukkan positif dalam bit
tanda, berarti menyatakan suatu luapan (overflow).
Sebagai contoh
101101 (-19)
+110110 (-10)
1100011 (-29)
diabaikan
dan
101101 (-19)
+101101 (-19)
1011010
menyatakan luapan
Kasus 2
N1 dan N2 mempunyai tanda yang berbeda.
Aturan 2
Suatu muatan ditimbulkan bila jumlah adalah positif. Dalam kasus
ini, muatan diabaikan. Bila jumlah nya adalah negatif, maka tidak ditimbulkan
muatan (carry).
Sebagai contoh,
jumlah 19 dan -10 serta jumlah -19 dan 10 adalah :
010011 (+19) 101101 (-19)
+110110 (-10)
dan +001010 (+10)
1001001 110111 (-9)
diabaikan
Untuk membuat rangkaian adder dari bilangan komplemen 2, maka
terlebih dahulu dibutuhkan suatu rangkaian yang bisa mengkonversi bilangan dari
SBN (Signed Binary Number) ke komplemen’2.
Rangkaian pengkonversi
bilangan dari SBN ke komplemen 2
Rangkaian penjumlah SBN 4 bit yang menerapkan sistem
komplemen 2
7.
Carry Look Ahead Adder
Bila panjang penambah-jajar perambatan muatan khusus
naik, maka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penambahan juga naik
sebesar waktu tunda (delay time) per tingkat untuk setiap bit yang ditambahkan.
Penambahan pandangan muka muatan (the
carry look ahead adder) mengurangi waktu tunda muatan (time delay) dengan
mengurangi jumlah gerbang yang dilewati sinyal muatan. Tabel kebenaran untuk
penambah penuh diperlihatkan lagi pada tabel 6, pada tabel ini disertai juga
kondisi di mana terjadi pembangkitan muatan. Isian 1, 2, 7, dan 8 memberikan
contoh di mana muatan keluaran Ci bebas terhadap Ci-1. Pada isian 1 dan 2,
muatan keluaran selalu 0, dan pada isian
7 dan 8 muatan keluaran selalu satu. Hal ini dikenal dengan
kombinasi pembangkitan muatan. Isian 3,
4, 5, 6 memperlihatkan kombinasi masukan di mana muatan keluaran tergantung
kepada muatan masukkan. Dengan kata
lain, Ci adalah 1 hanya jika Ci-1 bernilai 1. hal ini disebut kombinasi
perambatan muatan. Andaikan bahwa G1 menyatakan kondisi pembangkitan muatan 1
dari tingkat I dari penambah jajar dan pi menyatakan kondisi perambatan muatan
dari tingkat yang sama.
Isian
|
Ai
|
Bi
|
Ci-1
|
Ci
|
Kondisi
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Tidak ada pembangkitan muatan
|
2
|
0
|
0
|
1
|
0
|
|
3
|
0
|
1
|
0
|
0
|
Perambatan muatan
|
4
|
0
|
1
|
1
|
1
|
|
5
|
1
|
0
|
0
|
0
|
|
6
|
1
|
0
|
1
|
1
|
|
7
|
1
|
1
|
0
|
1
|
Pembangkitan muatan
|
8
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Tanpa menyimpang dari kebiasaan, ambil penambahan dari
dua angka biner 4 bit
A = A4A3A2A1
Dan,
B = B4B3B2B1
Dari tabel di atas, fungsi (penyambungan) perambatan
muatan dan pembangkitan muatan dalam unsure Ai dan Bi, i=1, 2, 3, dan 4,
diperoleh
Gt = AtBt
Pt = At + Bt =AtBt
Muatan keluaran kesatuan dari tingkat ke I dapat
dinyatakan dalam unsure Gi, Pi, dan Ci-1, yang merupakan muatan keluaran
kesatuan dari tingkat ke (i-1), sebagai
Ci = Gt + Pi*Ci-1
Sebagai contoh, untuk i=1, 2, 3, dan 4, Ct menjadi
C1 = G1+P1C0
C2 = G2+P2C1 = G2 +
P2G1 + P2P1C0
C3 = G3+P3C2 = G3 +
P3G2 + P3P2G1 + P3P2P1C0
C4 = G4+P4C3 = G4 +
P4G3 + P4P3G2 + P4P3P2G1
+ P4P3P2P1C0
Jumlah S dari A dan B: S = C4S4S3S2S1, dimana St = AtBtCi-1
Sebagai contoh,
C0=0
(misalkan) S1=0
A1=1; G1=1 C1=1 S2=0
B1=1;
P1=0
A2=0; G2=0 C2=1 S3=1
B2=1;
P2=1
A3=0; G3=0 C3=0 S4=1
B3=0;
P3=0
A4=1; G4=0 C4=0
B4=0;
P4=1
Periksa
: A=1001 (9)
+B=0011 (3)
S=1100 (12)
Contoh Soal
Rancanglah suatu Full Adder (FA) yang dibentuk dari Half
Adder (HA)
Jawab:
Rancanglah suatu penjumlah biner yang dapat menjumlahkan
2 data biner 3 bit
Jawab :
No comments:
Post a Comment