Performa jelek timnas sangat terpengaruh oleh kurangnya persiapan dan porsi latihan. Pemusatan latihan yang sangat singkat dan beberapa pemain juga kesulitan menyesuaikan diri membuat komunikasi dan alur bermain tidak berjalan dengan baik. Sekalipun materi pemain timnas Indonesia lebih dari cukup tetapi dengan tidak terjadinya kerja sama yang baik maka semua menjadi mubah.
Selain kurang persiapan pengambilan keputusan dari pelatih Alferd Riedl pun juga kurang memuaskan atau boleh dikatakan blunder. Masih menerapkan formasi kuno dengan 4-4-2 tipe winger dan menempatkan 2 glandang tengah praktis pola serangan hanya bisa mengandalkan serangan dari kedua sayap, serangan tipe ini akan cenderung monoton dan mudah diantisipasi lawan. Belum lagi kurang terampilnya kedua gelandang tengah dalam mendelai dan mengalirkan bola mengakibatkan aliran bola putus. Hal ini memaksa tim memainkan gaya permainan yang lebih menyedihkan yaitu selalu melambungkan bola kedepan dan berharap striker jangkung Indonesia Van Dijk mampu menjangkau bola tersebut. Tapi sekali lagi muncul sebuah pertanyaan apakah dalam dunia sepak bola modern gaya permainan seperti ini pernah berhasil??
Gagal mengembangkan permainan pada pertandingan pertama harusnya membuat Alferd Riedl berkaca dan membuat strategi lain yang mungkin bisa membuat performa tim lebih baik. Meskipun formasi tersebut dapat menahan imbang tuan rumah Vietnam 2-2 akan tetapi permainan Indonesia sungguh mengecewakan hampir sepanjang permainan Indonesia hanya didikte oleh pemain lawan. Bahkan mampunya Indonesia membuat gol kedua tidak terlepas dari faktor keberuntungan yang sangat besar karena kiper vietnam membuat blunder saat mau menangkap bola yang harusya mudah ditangkap hasil tendangan menyusur Samsyul Arif akan tetapi selebihnya timnas Indonesia sama sekali tidk bisa menciptakan peluang lain lagi.
Menggunakan strategi yang sama pada pertandingan kedua membuat permainan Indonesia kembali susah berkembang apalagi setelah adanya gol pertama tendangan pinalti P Younghousbornd setelah Firman U melanggar pemain Philipines di area pinalti. Gol ini membuat permainan Indonesia semakin kacau. Pergantian pemain yang tidak tepat dan tidak berjalannya strategi permainan justru membuat permainan Indonesia cenderung kasar dan membuat pemain indonesia mendapatkan kartu merah. kekurangan jumlah pemain memaksa Indonesia menelan kekalahan telak 4 -0 tanpa balas.
Jika pada pertandingan terakhir Alferd Riedl masih memilih strategi yang sama juga maka jangan harap Indonesia mampu lolos babak kualifikasi. Berharap bisa menang pun akan sedikit sulit sepertinya. Semoga di pertandingan ke tiga Pemain muda berbakat Indonesia Evan Dimas bisa main sehingga dapat menambah warna permainan, mungkin dengan begitu dapat meningkatkan peluang Indonesia untuk dapat memenangkan pertandingan.
No comments:
Post a Comment