Perlakuan fisis adalah perlakuan yang dilakukan terhadap benih dengan memberi tindakan yang bersifat fisis.
Perlakuan fisis ini dapat dilakukan dengan cara :
a) Perendaman dengan air panas
Benih dimasukkan ke dalam air panas dan dibiarkan sampai menjadi dingin selama beberapa waktu tertentu, agar kulit menjadi lunak sehingga wadah dilalaui air dan udara.
Contoh : benih apel direndam pada air mendidih selama 2 menit, kemudian diangkat dan dikecambahkan.
b) Perlakuan dengan temperatur tertentu
Benih disimpan pada temperatur tertentu sebelum disemai pada temperatur yang cocok untuk perkecambahannya. Perlakuan ini dimaksudkan untuk menghilangkan bahan-bahan penghambat pertumbuhan atau agar terjadi pembentukan bahan-bahan yang dapat merangsang pertumbuhannya.
Contoh : benih selada akan berkecambah apabila disimpan pada suhu rendah, dan akan dorman pada suhu 30 o c – 35 o c.
Pada benih yang mempunyai masa dormansi fisik yang lama seperti pada biji Sengon, Akasia, Jambu mete dan Kaliandra bisa dilakukan dengan penyiraman dan perendaman dengan air hangat selama 2-5 menit kemudian rendam dalam air dingin selama 1-2 hari. Pada biji Jati, Kemirinn karena kulitnya keras bisa dilakukan dengan cara menggosokkan benih pada benda keras, pada Mangga bisa dilakukan dengan cara menyayat dan membuang kulit bijinya. Biji Pepaya mengandung zat tertentu yang dapat menghambat perkecambahan sehingga untuk mengatasinya bisa dilakukan perendaman dengan Atonik konsentrasi 1 cc/2liter air selama 1 jam lalu diperam dengan gulungan kain basah selama 24 jam.
c) Menyiapkan biji
Setelah biji dikeluarkan dari buah atau polongnya, bersihkan daging buah dan lendir yang menempel agar tidak menjadi tempat tumbuhnya jamur. Untuk biji yang berukuran besar seperti biji Mangga atau Durian, pembersihan cukup dilakukan dengan mencucinya menggunakan air bersih. Sementara itu, untuk biji berukuran kecil seperti biji Jambu, atau biji yang terbungkus lapisan pembungkus (pectin) seperti biji Pepaya, pembersihan dilakukan dengan meremas-remasnya menggunakan abu gosok sampai lendirnya hilang, lalu dicuci dengan air bersih. Setelah bersih, biji diseleksi dengan melihat penampilan fisiknya.
Biji yang memenuhi syarat sebagai benih adalah biji yang padat dan bernas, bentuk dan ukurannya seragam, permukaan kulitnya bersih dan tidak cacat. Kemudian biji hasil seleksi fisik direndam dalam air. Pilih biji yang tenggelam, karena ini menandakan daya kecambahnya lebih tinggi dibandingkan dengan biji yang terapung. Biij-biji inilah yang digunakan untuk memperbanyak tanaman secara generatif.
Sementara itu, untuk mencegah serangan penyakit, rendam biji di dalam larutan fungisida dan bakterisida seperti Benlate atau Dithane dengan dosis 2-3 gram/liter. Bisa juga menggunakan larutan formalin 4% atau sublimat 1% dengan dosis sesuai aturan yang tertera di label kemasan.
Ada beberapa tanaman yang bijinya harus segera disemai setelah dikeluarkan dari buah atau polongnya. Biji seperti ini dikenal dengan biji rekalsitrans yaitu biji yang daya kecambahnya akan menurun jika disimpan terlalu lama, atau bahkan tidak akan tumbuh jika dikeringkan. Contohnya adalah biji Kemirinn, Meranti, Mahoni, Mangga, Durian, dan Nangka.
Ada biji yang tetap berdaya kecambah tinggi walaupun sudah dikeringkan sampai kadar airnya hanya 5-10% dan disimpan dalam waktu yang lama. Asalkan dikemas dengan baik dan selalu terjaga suhu, cahaya dan kelembabannya. Biji seperti ini disebut biji orthodok. Contohnya adalah biji sayuran seperti Cabai dan Tomat; biji tanaman buah berumur pendek seperti Semangka, Melon, dan Pepaya; serta biji tanaman kehutanan seperti Jati dan Sengon.
d) Perlakuan biji
Ada kalanya biji yang disemai lambat berkecambah bahkan tidak berkecambah sama sekali, walaupun media semainya sudah cocok. Hal ini disebabkan oleh dormansi yaitu keadaan terbungkusnya lembaga biji oleh lapisan kulit atau senyawa tertentu. Sebenarnya, dormansi merupakan cara embrio biji mempertahankan diri dari keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan, tetapi berakibat pada lambatnya proses perkecamabahan. Berikut ini jenis-jenis dormansi biji dan cara mengatasinya.
e) Dormansi fisik
Dormansi fisik sering terjadi pada biji tanaman sayuran dan beberapa jenis tanaman kehutanan seperti Sengon, akasia, jambu mete dan kaliandra. Penyebabnya adalah kulit biji yang tidak dapat dilewati oleh air. Cara mengatasinya, siram dan rendam biji dalam air panas selama 2-5 menit sampai kulitnya menjadi lebih lunak. Kemudian, rendam biji di dalam air dingin selama 1-2 hari agar air dapat menembus pori-pori kulit biji dan sampai ke embrionya.
f) Dormansi mekanis
Dormansi mekanis sering terjadi pada biji Jati, Kemirinn, kenari, dan mangga. Penyebabnya adalah kulit biji yang terlalu keras sehingga sulit ditembus calon akar dan tunas. Pada biji mangga, dormansi ini dapat diatasi dengan menyayat dan membuang kulit bijinya. Sementara itu, pada biji yang terbungkus tempurung seperti biji Kemirinn dan kenari, dormansi mekanis dapat diatasi dengan membuang tempurungnya menjadi tipis, rusak atau retak agar mudah ditembus calon akar dan tunas. Caranya dengan mengetok pukul, mengikir-asah, menggesekkan pada lantai kasar, menggesek menggunakan kertas pasit, atau dengan membakarnya sebelum disemai.
g) Dormansi kimia
Dormansi kimia sering terjadi pada biji yang mengandung lapisan pektin seperti biji Pepaya. Penyebabnya adalah adanya kandungan zat tertentu di dalam biji yang menghambat perkecambahan. Cara mengatasinya, rendam biji di dalam larutan Atonik dengan dosis 1 cc per 2 liter air selama 1 jam. Kemudian peram biji dengan gulungan kain basah selama 24 jam.
No comments:
Post a Comment